Aku dan Mbak Linda
Pagi hari itu aku di aku di telepon Mbak Linda. Aku disuruh datang
kerumahnya. Katanya ada hal penting yang harus dibicarakan. Aku langsung
menyanggupinya. Tapi aku bilang kalau aku hanya bisa datang besok sore hari,
karena aku sudah ada janji dengan adiknya si Yuni pada hari ini. Mbak Lindapun
setuju dengan usulku itu. Aku lalu berangkat ke rumah Yuni. Sesampainya aku di
rumah Yuni, aku langsung saja masuk kedalam rumah karena aku sudah terbiasa
dengan keluarganya. Sesampainya aku di dalam rumah, aku tidak mendapati
siapa-siapa. Aku langsung saja duduk di ruang tamu.
Tapi aku mendengar ada orang yang sedang mandi. Aku tidak tahu siapa yang
sedang mandi itu, jadi aku hanya menunggu saja. Tidak berapa lama aku menunggu
tiba-tiba Yuni dan ibunya muncul dari pintu depan.
"Hai Andrie, udah lama kamu datang?" sapa ibu nya Yuni yang biasa
kupanggil Tante Siska.
"Iya tante barusan aku datang nih.. Tante dan Yuni darimana?" aku
balik bertanya.
"Kami dari mall Andrie.. Capek sekali nih" jawab si Yuni duduk dekat
ibu tirinya itu.
"O ya tadi aku mendengar ada orang yang sedang mandi.. siapa ya?"
tanyaku.
"O.. pasti Mbak Shinta Andrie.." jawab Yuni lagi.
Tak lama kami pun terdiam. Cukup lama kami terdiam. Diam-diam aku memperhatikan
mereka berdua. Yuni dan ibunya hanya tersenyum saja aku perhatikan seperti itu.
Aku jadi mulai bernafsu memandangi mereka berdua. Aku lalu mendekati mereka.
Setelah berdiri dekat mereka, aku langsung membuka celanaku dan
mengeluarkan kontolku yang sudah mulai tegang.
"Ah.. Andrie, kamu sudah kepingin lagi ya..?" kata tante Siska dengan
genitnya.
"Iya tante.. kita mulai lagi yuk.." kataku sambil meremas payudara
tante Siska dari balik pakaiannya.
Sementara kepala Yuni kudorong supaya dia memasukkan kontolku kedalam mulutnya.
Aku dan keluarga Yuni memang sudah terbiasa melakukan seks bersama2. Karenanya
aku langsungsaja memulainya. Yuni langsung mengulum kontolku dengan sangat
bernafsu. Aku sangat senang sekali melihat dia mengulum dan menghisapkontolku.
Sementara tanganku terus meremas-remas payudara tante Siska dan mulai membuka
pakaiannya. Akhirnya tante Siska hanya memakai celana roknya saja.
Tanganku terus meremas-remas payudara tante Siska sementara Yuni sibuk
menghisap kontolku. Kemudian kepala Yuni kutarik perlahan dan gantian tante
Siska yang memasukkan kontolku kedalam mulutnya. Sungguh sangat enak sekali.
Aku juga mulai melepaskan pakaian yang dikenakan Yuni sambil meremas-remas
payudaranya kiri dan kanan. Akhirnya Yuni juga hanya mengenakan rok nya saja,
tanpa baju. Mereka berdua asyik menghisap kontolku dengan sangat bernafsu dan
bergantian dan mereka hanya hanya memakai pakaian bawahnya saja. Tanganku juga
meremas-remas payudara mereka bergantian. Agak lama juga mereka menghisap
kontolku hingga warnanya kemerahan.
"Tuh Shinta sudah selesai mandi Andrie.." kata ibu si Yuni.
Aku melihat Shinta keluar dari kamar mandi dengan hanya mengenakan handuk yang
melilit tubuhnya. Nampak jelas keindahan tubuh Shinta yang dililit handuk itu.
"Hai Andrie sudah lama datangnya?" tanya Shinta dengan riang padaku
dan agak kaget dengan yang kami lakukan.
"Ohh.. kalian udah mulai duluan ya?" katanya sedikit kaget.
"Iya Mbak" jawabku sambil tersenyum.
Melihat pemandangan yang ada didepanku itu, aku jadi semakin bernafsu. Aku
langsung menghampiri Shinta dengan kontol yang tegang dan mengacung kearahnya.
Yuni dan Tante Siska hanya tersenyum saja melihatku.
Sementara Mbak Shinta hanya berdiri saja melihatku mendekatinya. Aku langsung
menarik tangannya ke sofa di ruang tamu disamping Yuni dan ibunya duduk.
Sesampainya di sofa aku melepaskan handuk yang melilit tubuhnya yang putih
mulus hingga tubuhnya yang putih tinggi semampai itupun polos bugil menampakkan
keindahannya. Sementara kontolku berdiri tegak dengan warna yang kemerahan.
Shinta hanya menjerit kecil dan tertawa saja. Dia membiarkan aku melepaskan
handuk yang dipakainya. Aku langsung memeluk tubuhnya yang wangi. Aku segera
menciumi payudaranya sambil memeluk tubuhnya dengan berdiri. Aku menghisap
payudaranya kiri dan kanan.
Shinta hanya mendesah saja. Sementara itu Yuni dan ibunya hanya memperhatikan
saja dengan nafas yang mulai tidak teratur. Yuni dan ibunya hanya memakai
pakaian bawah saja. Sementara tangan Shinta mulai melepaskan bajuku, hingga aku
juga telanjang bulat. Aku masih asyik menghisap payudara Shinta kiri kanan dan
ciumanku berlanjut kebawah. Aku berjongkok. Aku mengangkat kaki kanan Shinta ke
pinggir sofa. Aku menjilati vaginanya. Sungguh enak vagina Shinta kalau
dijilat. Sementara kontolkupun sudah semakin tegang dan membesar dan makin panjang.
Aku masih terus menjilati vagina Shinta dengan sangat bernafsu.
Shinta masih saja merintih-rintih. Aku makin semangat mendengar rintihan
Shinta. Tak lama Shinta menarikku keatas. Dan dia pun berjongkok. Lalu dia
langsung memasukkan kontolku kedalam mulutnya. Shinta menghisap penisku
dalam-dalam dan menghisapnya dengan sangat bernafsu. Sementara Yuni dan ibunya
makin semangat menonton kami. Mereka melihat sambil mendekati kami. Shinta
masih terus menghisap kontolku dengan sangat bernafsu. Aku sangat senang
melihat Shinta seperti itu.
Agak lama aku membiarkan Shinta memasukkan dan mengeluarkan kontolku kedalam
mulutnya. Akhirnya akupun tidak tahan lagi. Aku segera menarik Shinta dan
membaringkannya ke sofa, tepat disamping Yuni. Aku lalu membuka paha Shinta dan
mulai memasukkan kontolku kedalam vaginanya. Shinta menjerit tertahan begitu
kontolku masuk menerobos kedalam memeknya.
Ahh.. sungguh sangat enak sekali. Begitu kontolku masuk, langsung memek Shinta
memijit-mijit kontolku. aku langsung memasukkan dan mengeluarkan kontolku
kedalam memeknya. Shinta hanya menjerit kecil dan mendesah saja. Aku langsung
menggenjot dan mulai mempercepat gerakan pinggulku. Shinta hanya makin keras
desahannya. Akupun semakin bersemangat aja. Aku semakin mempercepat gerakan
pinggulku. Dan tak lama aku merasakan kontolku jadi hangat. Rupanya Shinta
sudah keluar. Tapi aku kayaknya masih lama untuk keluar. Kulihat Shinta nampak
terengah-engah.
Aku langsung menghampiri ibu si Yuni yaitu tante Siska. Aku langsung meremas
payudara tante Siska yang putih dan montok. Aku langsung menciumi payudara
tante Siska dan membuka BH nya. Aku menghisap payudara tante Siska bergantian.
Tante Siska hanya mendesah saja aku perlakukan begitu. Sementara Yuni menatapku
dengan bernafsu.
"Sebentar ya Yuni, sekarang aku menggarap ibumu dulu." kataku pada
Yuni.
"Lakukan saja Andrie, aku senang dengan situasi seperti ini." jawab
Yuni.
Aku terus menciumi payudara tante Siska dengan bersemangat. Ciumanku makin lama
makin kebawah. Akhirnya ciumanku mengarah ke vagina tante Siska. Aku menjilati
vagina tante Siska dan memasukkan lidah ku kedalam aginanya. Tante Siska
menjerit senang.
"Ahh.. Andrie.. terus sayang.." katanya sambil mendesah.
Aku semakin bersemangat saja. Akhirnya aku duduk di sofa dan memberi isyarat
pada tante Siska supaya berdiri membelakangiku. Tante Siska mengerti dan
membelakangiku. Perlahan-lahan aku mendudukkan tante Siska di pangkuanku dan
mengarahkan kontolku ke vaginanya dari belakang dan sambil duduk.
"Biar aku bantu memasukkan kontolmu kedalam memek ibuku Andrie.."
kata Yuni sambil menggenggam kontolku dan mengarahkannya kedalam memek ibunya.
Perlahan-lahan kontolku menerobos memek tante Siska. Tante Siska menjerit
tertahan begitu kontolku masuk ke memeknya.
"Ahhh.. Andrie enak sekali sayang.." kata tante Siska dengan desahan
yang makin menaikkan nafsu seks ku.
Aku makin bersemangat saja. Perlahan-lahan tante Siska mulai menaik turunkan
pantatnya diatas pangkuanku. Dan tanganku juga asyik meremas-remas payudaranya
dari belakang. Sementara Yuni dengan serius memperhatikan tepat di depan
kontolku yang sudah masuk kedalam memek ibunya. Sekali-kali waktu tante Siska
menaikkan pantatnya, Yuni menjilati batang kontolku. Begitu seterusnya. Gerakan
pantat tante Siska mulai cepat. Dan makin lama makin cepat. Dan kelihatan
kelincahan pantat tante Siska naik turun diatas pangkuanku. Kadang-kadang dia
memutar2 pantatnya.
Sekali waktu kontolku terlepas dari memek tante Siska. Waktu terlepas itu Yuni
segera menyambar kontolku dan mengulum-ngulum nyadengan sangat bernafsu.
Kemudian memasukkan kembali kedalam memek ibunya. Tanganku tetap tidak berhenti
meremas-remas payudara tante Siska. Kadang-kadang aku menghisap payudara tante
Siska dari belakang.
"Ahhh.. Andrie.. kamu pingin menghisap susuku ya..?" kata tante
Siska.
"Kalau begitu aku ubah posisiku ya.. sayanghh.." kata tante Siska
sambil melepaskan kontolku dari memeknya dan berbalik menghadap ke depanku.
Kemudian dia kembali memasukkan kontolku kedalam memeknya.
"Ayo sayang.. kita lanjutkan lagi.." katanya.
Kemudian kembali tante Siska menaik turunkan pantatnya diatas pangkuanku.
Sementara aku dapat bebas menghisap payudaranya dan meremas-remas payudaranya
bergantian.
Tante Siska merintih-rintih diatas pangkuanku. Pantatnya makin lama makin cepat
turun naik sehingga kontolku yang sudah masuk kedalam memeknya menimbulkan
bunyi. Agak lama juga tante Siska menaik turunkan pantatnya hingga kemudian..
"Andrie.. akusudah mau keluar.. sayanghh.. Kamu gimana..?" katanya.
"Keluarkan saja tante.. aku masih agak lama nih.." kataku sambil
menciumi payudaranya dan menghisapnya bergantian.
Sementara tanganku tidak berhenti meremas-remas payudaranya yang putih montok.
Tak lama kemudian tante Siska memeluk tubuhku dengan kencang. Kepalaku
dibenamkannya dalam-dalam ke payudaranya.
"Ahhh.. Andrie.. sayanghhh.. aku sudah keluar.." katanya dengan tubuh
yang melemah.
Sementara aku masih jauh untuk keluar. Memang aku tidak bisa cepat keluar kalau
hanya main dengan satu orang wanita saja. Kemudian tante Siska mencabut kontolku
dari memeknya.
"Andrie.. sekarang giliran Yuni yang kamu garap.." katanya sambil
menghisap kontolku yang masih tegang.
Aku kemudian bergerak kearah Yuni dan menyuruhnya untuk menungging. Yunipun
mengerti dengan tujuanku. Dia menungging dengan posisi kaki tegak. Sementara
tangannya memegang sandaran sofa. Tante Siska dan Mbak Shinta hanya duduk
dengan nafas yang masih terengah-engah. Perlahan-lahan aku memasukkan kontolku
kedalam memek Yuni dari belakang sambil berdiri.
"Ahhh.. enak Andrie.." kata Yuni.
Kemudian setelah posisinya pas, aku memaju mundurkan pantatku sambil memegang
pantat Yuni dan meremas-remas nya. Makin lama gerakan ku makin cepat dan Yuni
merintih rintih dengan suaranya yang makin bikin aku bersemangat.
"Ah.. ahhh.. ahh.. Andrie.. enak sayang.." katanya.
Aku tidak peduli dengan suara Yuni malah makin mempercepat gerakan pantatku.
Aku lalu meraih payudara Yuni sehingga dia berada pada posisi membelakangiku
sambil berdiri. Kaki kirinya kunaikkan keatas pinggir sofa. Kemudian kembali
aku menggenjotnya dari belakang sambil tanganku tidak berhenti meremas-remas
payudaranya yang montok. Yuni hanya merintih-rintih saja. Sekitar sepuluh
menit, aku mulai merasakan tanda-tanda akan keluar.
"Yuni.. aku sudah mau keluar nih.. kamu bagaimana sayang..?" kataku
sambil terus menggenjot pantatnya.
"Aku juga hampir keluar Andrie.. kalau kamu mau keluar diluar memekku saja
ya sayang.. karena aku belum minum pil KB nih.." katanya.
Tapi ternyata tubuh Yuni sudah mulai menegang.
"Ahh.. Andrie.. aku keluar duluan aghh.." katanya dan ternyata
kakinya tidak mampu untuk berdiri sehingga dia terduduk dan kontolku tercabut
dari memeknya.
"Aku juga sudah mau keluar ahh.. aku sudah mau keluar juga.." kataku.
Tante Siska dan Mbak Shinta yang dari tadi hanya melihat saja buru-buru
mendekat dan mengarahkan kepalanya kekontolku. Yuni juga mendekatkan kepalanya
kekontolku. Akhirnya aku keluar juga. Sambil memegang kontolku, aku mengarahkan
air maniku kemulut tante Siska, Mbak Shinta dan Yuni yang sudah berjongkok
didepan kontolku. Mereka membuka mulutnya lebar-lebar hingga air maniku masuk
kedalam mulut ketiganya. Lumayan banyak juga air maniku keluar hari itu. Mereka
kelihatan senang melihat air maniku banyak keluar dan mereka menelan spermaku,
kemudian mereka bergantian mengulum kontolku sekaligus membersihkan sisa sperma
yang masih menempel di kontolku.
"Ahhh.. enak sekkali.." kataku sambil duduk diatas sofa.
Tante Siska duduk disebelah kiriku dan Mbak Shinta duduk di sebelah kananku
sementara Yuni duduk di pangkuanku. Kami sama -sama menarik nafas panjang.
"Ahhh.. seru sekali ya.." kata Mbak Shinta.
"Iya Andrie memang luar biasa .." kata tante Siska.
Sementara Yuni hanya menggenggam kontolku yang walaupun sudah keluar tapi masih
tetap tegang.
"Iya.. aku lemas nih.." jawabku.
Mereka bertiga hanya tersenyum saja. Lama kami terdiam.
"Tadi pagi aku ditelpon Mbak Linda.. ada apa ya..?dia menyuruhku untuk
datang kerumahnya." kataku memberitahukan tentang telepon dari Mbak Linda.
"Kapan kamu disuruh kesana Andrie..?" tanya Yuni
"Aku bilang kalau aku bisa datang besok sore." jawabku.
"Ya udah datang aja besok. Mungkin Mbak Linda kangen sama kamu" jawab
Yuni lagi.
Aku tersenyum saja mendengarnya.
"Oya tadi ibu sama Yuni beli makanan. Kita makan aja yuk. Lapar nih."
kata ibu Yuni.
Akhirnya kami berempat berjalan menuju keruang makan dengan telanjang bulat.
Kontolku sudah tidak tegang lagi berayun-ayun kekiri dan kanan waktu melangkah.
Tante Siska, Mbak Shinta dan Yuni hanya tersenyum saja melihat kontolku. Kami
berempat makan diruang makan dengan telanjang bulat.
Setelah makan kami duduk-duduk santai di meja makan. Hari itu seperti biasa aku
tidak diperbolehkan pulang tapi harus menginap disana. Setelah makan kami
meneruskan lagi permainan kami di kamar tante Siska yang agak luas. Aku terus
mengentot Yuni, ibunya dan Mbak Shinta bergantian dan bermacam gaya. Akhirnya
karena kecapekan kami tertidur di kamar tante Siska. Malamnya kami teruskan
lagi permainan kami hingga kami kembali tertidur dan bangun pagi hari.