Minggu, 09 Juni 2013

ML dengan Mbak Linda

Aku dan Mbak Linda

Pagi hari itu aku di aku di telepon Mbak Linda. Aku disuruh datang kerumahnya. Katanya ada hal penting yang harus dibicarakan. Aku langsung menyanggupinya. Tapi aku bilang kalau aku hanya bisa datang besok sore hari, karena aku sudah ada janji dengan adiknya si Yuni pada hari ini. Mbak Lindapun setuju dengan usulku itu. Aku lalu berangkat ke rumah Yuni. Sesampainya aku di rumah Yuni, aku langsung saja masuk kedalam rumah karena aku sudah terbiasa dengan keluarganya. Sesampainya aku di dalam rumah, aku tidak mendapati siapa-siapa. Aku langsung saja duduk di ruang tamu.


Tapi aku mendengar ada orang yang sedang mandi. Aku tidak tahu siapa yang sedang mandi itu, jadi aku hanya menunggu saja. Tidak berapa lama aku menunggu tiba-tiba Yuni dan ibunya muncul dari pintu depan.

"Hai Andrie, udah lama kamu datang?" sapa ibu nya Yuni yang biasa kupanggil Tante Siska.
"Iya tante barusan aku datang nih.. Tante dan Yuni darimana?" aku balik bertanya.
"Kami dari mall Andrie.. Capek sekali nih" jawab si Yuni duduk dekat ibu tirinya itu.
"O ya tadi aku mendengar ada orang yang sedang mandi.. siapa ya?" tanyaku.
"O.. pasti Mbak Shinta Andrie.." jawab Yuni lagi.

Tak lama kami pun terdiam. Cukup lama kami terdiam. Diam-diam aku memperhatikan mereka berdua. Yuni dan ibunya hanya tersenyum saja aku perhatikan seperti itu. Aku jadi mulai bernafsu memandangi mereka berdua. Aku lalu mendekati mereka. Setelah berdiri dekat mereka, aku langsung membuka celanaku dan
mengeluarkan kontolku yang sudah mulai tegang.

"Ah.. Andrie, kamu sudah kepingin lagi ya..?" kata tante Siska dengan genitnya.
"Iya tante.. kita mulai lagi yuk.." kataku sambil meremas payudara tante Siska dari balik pakaiannya.
Sementara kepala Yuni kudorong supaya dia memasukkan kontolku kedalam mulutnya. Aku dan keluarga Yuni memang sudah terbiasa melakukan seks bersama2. Karenanya aku langsungsaja memulainya. Yuni langsung mengulum kontolku dengan sangat bernafsu. Aku sangat senang sekali melihat dia mengulum dan menghisapkontolku. Sementara tanganku terus meremas-remas payudara tante Siska dan mulai membuka pakaiannya. Akhirnya tante Siska hanya memakai celana roknya saja.

Tanganku terus meremas-remas payudara tante Siska sementara Yuni sibuk menghisap kontolku. Kemudian kepala Yuni kutarik perlahan dan gantian tante Siska yang memasukkan kontolku kedalam mulutnya. Sungguh sangat enak sekali. Aku juga mulai melepaskan pakaian yang dikenakan Yuni sambil meremas-remas payudaranya kiri dan kanan. Akhirnya Yuni juga hanya mengenakan rok nya saja, tanpa baju. Mereka berdua asyik menghisap kontolku dengan sangat bernafsu dan bergantian dan mereka hanya hanya memakai pakaian bawahnya saja. Tanganku juga meremas-remas payudara mereka bergantian. Agak lama juga mereka menghisap kontolku hingga warnanya kemerahan.

"Tuh Shinta sudah selesai mandi Andrie.." kata ibu si Yuni.
Aku melihat Shinta keluar dari kamar mandi dengan hanya mengenakan handuk yang melilit tubuhnya. Nampak jelas keindahan tubuh Shinta yang dililit handuk itu.
"Hai Andrie sudah lama datangnya?" tanya Shinta dengan riang padaku dan agak kaget dengan yang kami lakukan.
"Ohh.. kalian udah mulai duluan ya?" katanya sedikit kaget.
"Iya Mbak" jawabku sambil tersenyum.
Melihat pemandangan yang ada didepanku itu, aku jadi semakin bernafsu. Aku langsung menghampiri Shinta dengan kontol yang tegang dan mengacung kearahnya. Yuni dan Tante Siska hanya tersenyum saja melihatku.

Sementara Mbak Shinta hanya berdiri saja melihatku mendekatinya. Aku langsung menarik tangannya ke sofa di ruang tamu disamping Yuni dan ibunya duduk. Sesampainya di sofa aku melepaskan handuk yang melilit tubuhnya yang putih mulus hingga tubuhnya yang putih tinggi semampai itupun polos bugil menampakkan keindahannya. Sementara kontolku berdiri tegak dengan warna yang kemerahan. Shinta hanya menjerit kecil dan tertawa saja. Dia membiarkan aku melepaskan handuk yang dipakainya. Aku langsung memeluk tubuhnya yang wangi. Aku segera menciumi payudaranya sambil memeluk tubuhnya dengan berdiri. Aku menghisap payudaranya kiri dan kanan.

Shinta hanya mendesah saja. Sementara itu Yuni dan ibunya hanya memperhatikan saja dengan nafas yang mulai tidak teratur. Yuni dan ibunya hanya memakai pakaian bawah saja. Sementara tangan Shinta mulai melepaskan bajuku, hingga aku juga telanjang bulat. Aku masih asyik menghisap payudara Shinta kiri kanan dan ciumanku berlanjut kebawah. Aku berjongkok. Aku mengangkat kaki kanan Shinta ke pinggir sofa. Aku menjilati vaginanya. Sungguh enak vagina Shinta kalau dijilat. Sementara kontolkupun sudah semakin tegang dan membesar dan makin panjang. Aku masih terus menjilati vagina Shinta dengan sangat bernafsu.

Shinta masih saja merintih-rintih. Aku makin semangat mendengar rintihan Shinta. Tak lama Shinta menarikku keatas. Dan dia pun berjongkok. Lalu dia langsung memasukkan kontolku kedalam mulutnya. Shinta menghisap penisku dalam-dalam dan menghisapnya dengan sangat bernafsu. Sementara Yuni dan ibunya makin semangat menonton kami. Mereka melihat sambil mendekati kami. Shinta masih terus menghisap kontolku dengan sangat bernafsu. Aku sangat senang melihat Shinta seperti itu.

Agak lama aku membiarkan Shinta memasukkan dan mengeluarkan kontolku kedalam mulutnya. Akhirnya akupun tidak tahan lagi. Aku segera menarik Shinta dan membaringkannya ke sofa, tepat disamping Yuni. Aku lalu membuka paha Shinta dan mulai memasukkan kontolku kedalam vaginanya. Shinta menjerit tertahan begitu kontolku masuk menerobos kedalam memeknya.

Ahh.. sungguh sangat enak sekali. Begitu kontolku masuk, langsung memek Shinta memijit-mijit kontolku. aku langsung memasukkan dan mengeluarkan kontolku kedalam memeknya. Shinta hanya menjerit kecil dan mendesah saja. Aku langsung menggenjot dan mulai mempercepat gerakan pinggulku. Shinta hanya makin keras desahannya. Akupun semakin bersemangat aja. Aku semakin mempercepat gerakan pinggulku. Dan tak lama aku merasakan kontolku jadi hangat. Rupanya Shinta sudah keluar. Tapi aku kayaknya masih lama untuk keluar. Kulihat Shinta nampak terengah-engah.

Aku langsung menghampiri ibu si Yuni yaitu tante Siska. Aku langsung meremas payudara tante Siska yang putih dan montok. Aku langsung menciumi payudara tante Siska dan membuka BH nya. Aku menghisap payudara tante Siska bergantian. Tante Siska hanya mendesah saja aku perlakukan begitu. Sementara Yuni menatapku dengan bernafsu.

"Sebentar ya Yuni, sekarang aku menggarap ibumu dulu." kataku pada Yuni.
"Lakukan saja Andrie, aku senang dengan situasi seperti ini." jawab Yuni.
Aku terus menciumi payudara tante Siska dengan bersemangat. Ciumanku makin lama makin kebawah. Akhirnya ciumanku mengarah ke vagina tante Siska. Aku menjilati vagina tante Siska dan memasukkan lidah ku kedalam aginanya. Tante Siska menjerit senang.
"Ahh.. Andrie.. terus sayang.." katanya sambil mendesah.

Aku semakin bersemangat saja. Akhirnya aku duduk di sofa dan memberi isyarat pada tante Siska supaya berdiri membelakangiku. Tante Siska mengerti dan membelakangiku. Perlahan-lahan aku mendudukkan tante Siska di pangkuanku dan mengarahkan kontolku ke vaginanya dari belakang dan sambil duduk.
"Biar aku bantu memasukkan kontolmu kedalam memek ibuku Andrie.." kata Yuni sambil menggenggam kontolku dan mengarahkannya kedalam memek ibunya.
Perlahan-lahan kontolku menerobos memek tante Siska. Tante Siska menjerit tertahan begitu kontolku masuk ke memeknya.

"Ahhh.. Andrie enak sekali sayang.." kata tante Siska dengan desahan yang makin menaikkan nafsu seks ku.
Aku makin bersemangat saja. Perlahan-lahan tante Siska mulai menaik turunkan pantatnya diatas pangkuanku. Dan tanganku juga asyik meremas-remas payudaranya dari belakang. Sementara Yuni dengan serius memperhatikan tepat di depan kontolku yang sudah masuk kedalam memek ibunya. Sekali-kali waktu tante Siska menaikkan pantatnya, Yuni menjilati batang kontolku. Begitu seterusnya. Gerakan pantat tante Siska mulai cepat. Dan makin lama makin cepat. Dan kelihatan kelincahan pantat tante Siska naik turun diatas pangkuanku. Kadang-kadang dia memutar2 pantatnya.

Sekali waktu kontolku terlepas dari memek tante Siska. Waktu terlepas itu Yuni segera menyambar kontolku dan mengulum-ngulum nyadengan sangat bernafsu. Kemudian memasukkan kembali kedalam memek ibunya. Tanganku tetap tidak berhenti meremas-remas payudara tante Siska. Kadang-kadang aku menghisap payudara tante Siska dari belakang.
"Ahhh.. Andrie.. kamu pingin menghisap susuku ya..?" kata tante Siska.
"Kalau begitu aku ubah posisiku ya.. sayanghh.." kata tante Siska sambil melepaskan kontolku dari memeknya dan berbalik menghadap ke depanku.
Kemudian dia kembali memasukkan kontolku kedalam memeknya.
"Ayo sayang.. kita lanjutkan lagi.." katanya.
Kemudian kembali tante Siska menaik turunkan pantatnya diatas pangkuanku. Sementara aku dapat bebas menghisap payudaranya dan meremas-remas payudaranya bergantian.

Tante Siska merintih-rintih diatas pangkuanku. Pantatnya makin lama makin cepat turun naik sehingga kontolku yang sudah masuk kedalam memeknya menimbulkan bunyi. Agak lama juga tante Siska menaik turunkan pantatnya hingga kemudian..
"Andrie.. akusudah mau keluar.. sayanghh.. Kamu gimana..?" katanya.
"Keluarkan saja tante.. aku masih agak lama nih.." kataku sambil menciumi payudaranya dan menghisapnya bergantian.
Sementara tanganku tidak berhenti meremas-remas payudaranya yang putih montok. Tak lama kemudian tante Siska memeluk tubuhku dengan kencang. Kepalaku dibenamkannya dalam-dalam ke payudaranya.
"Ahhh.. Andrie.. sayanghhh.. aku sudah keluar.." katanya dengan tubuh yang melemah.

Sementara aku masih jauh untuk keluar. Memang aku tidak bisa cepat keluar kalau hanya main dengan satu orang wanita saja. Kemudian tante Siska mencabut kontolku dari memeknya.
"Andrie.. sekarang giliran Yuni yang kamu garap.." katanya sambil menghisap kontolku yang masih tegang.
Aku kemudian bergerak kearah Yuni dan menyuruhnya untuk menungging. Yunipun mengerti dengan tujuanku. Dia menungging dengan posisi kaki tegak. Sementara tangannya memegang sandaran sofa. Tante Siska dan Mbak Shinta hanya duduk dengan nafas yang masih terengah-engah. Perlahan-lahan aku memasukkan kontolku kedalam memek Yuni dari belakang sambil berdiri.

"Ahhh.. enak Andrie.." kata Yuni.
Kemudian setelah posisinya pas, aku memaju mundurkan pantatku sambil memegang pantat Yuni dan meremas-remas nya. Makin lama gerakan ku makin cepat dan Yuni merintih rintih dengan suaranya yang makin bikin aku bersemangat.
"Ah.. ahhh.. ahh.. Andrie.. enak sayang.." katanya.

Aku tidak peduli dengan suara Yuni malah makin mempercepat gerakan pantatku. Aku lalu meraih payudara Yuni sehingga dia berada pada posisi membelakangiku sambil berdiri. Kaki kirinya kunaikkan keatas pinggir sofa. Kemudian kembali aku menggenjotnya dari belakang sambil tanganku tidak berhenti meremas-remas payudaranya yang montok. Yuni hanya merintih-rintih saja. Sekitar sepuluh menit, aku mulai merasakan tanda-tanda akan keluar.

"Yuni.. aku sudah mau keluar nih.. kamu bagaimana sayang..?" kataku sambil terus menggenjot pantatnya.
"Aku juga hampir keluar Andrie.. kalau kamu mau keluar diluar memekku saja ya sayang.. karena aku belum minum pil KB nih.." katanya.
Tapi ternyata tubuh Yuni sudah mulai menegang.
"Ahh.. Andrie.. aku keluar duluan aghh.." katanya dan ternyata kakinya tidak mampu untuk berdiri sehingga dia terduduk dan kontolku tercabut dari memeknya.
"Aku juga sudah mau keluar ahh.. aku sudah mau keluar juga.." kataku.

Tante Siska dan Mbak Shinta yang dari tadi hanya melihat saja buru-buru mendekat dan mengarahkan kepalanya kekontolku. Yuni juga mendekatkan kepalanya kekontolku. Akhirnya aku keluar juga. Sambil memegang kontolku, aku mengarahkan air maniku kemulut tante Siska, Mbak Shinta dan Yuni yang sudah berjongkok didepan kontolku. Mereka membuka mulutnya lebar-lebar hingga air maniku masuk kedalam mulut ketiganya. Lumayan banyak juga air maniku keluar hari itu. Mereka kelihatan senang melihat air maniku banyak keluar dan mereka menelan spermaku, kemudian mereka bergantian mengulum kontolku sekaligus membersihkan sisa sperma yang masih menempel di kontolku.

"Ahhh.. enak sekkali.." kataku sambil duduk diatas sofa.
Tante Siska duduk disebelah kiriku dan Mbak Shinta duduk di sebelah kananku sementara Yuni duduk di pangkuanku. Kami sama -sama menarik nafas panjang.
"Ahhh.. seru sekali ya.." kata Mbak Shinta.
"Iya Andrie memang luar biasa .." kata tante Siska.
Sementara Yuni hanya menggenggam kontolku yang walaupun sudah keluar tapi masih tetap tegang.
"Iya.. aku lemas nih.." jawabku.
Mereka bertiga hanya tersenyum saja. Lama kami terdiam.

"Tadi pagi aku ditelpon Mbak Linda.. ada apa ya..?dia menyuruhku untuk datang kerumahnya." kataku memberitahukan tentang telepon dari Mbak Linda.
"Kapan kamu disuruh kesana Andrie..?" tanya Yuni
"Aku bilang kalau aku bisa datang besok sore." jawabku.
"Ya udah datang aja besok. Mungkin Mbak Linda kangen sama kamu" jawab Yuni lagi.
Aku tersenyum saja mendengarnya.
"Oya tadi ibu sama Yuni beli makanan. Kita makan aja yuk. Lapar nih." kata ibu Yuni.

Akhirnya kami berempat berjalan menuju keruang makan dengan telanjang bulat. Kontolku sudah tidak tegang lagi berayun-ayun kekiri dan kanan waktu melangkah. Tante Siska, Mbak Shinta dan Yuni hanya tersenyum saja melihat kontolku. Kami berempat makan diruang makan dengan telanjang bulat.

Setelah makan kami duduk-duduk santai di meja makan. Hari itu seperti biasa aku tidak diperbolehkan pulang tapi harus menginap disana. Setelah makan kami meneruskan lagi permainan kami di kamar tante Siska yang agak luas. Aku terus mengentot Yuni, ibunya dan Mbak Shinta bergantian dan bermacam gaya. Akhirnya karena kecapekan kami tertidur di kamar tante Siska. Malamnya kami teruskan lagi permainan kami hingga kami kembali tertidur dan bangun pagi hari.

ML dengan Istri Orang

Aku dan Mbak Linda

Pagi hari itu aku di aku di telepon Mbak Linda. Aku disuruh datang kerumahnya. Katanya ada hal penting yang harus dibicarakan. Aku langsung menyanggupinya. Tapi aku bilang kalau aku hanya bisa datang besok sore hari, karena aku sudah ada janji dengan adiknya si Yuni pada hari ini. Mbak Lindapun setuju dengan usulku itu. Aku lalu berangkat ke rumah Yuni. Sesampainya aku di rumah Yuni, aku langsung saja masuk kedalam rumah karena aku sudah terbiasa dengan keluarganya. Sesampainya aku di dalam rumah, aku tidak mendapati siapa-siapa. Aku langsung saja duduk di ruang tamu.


Tapi aku mendengar ada orang yang sedang mandi. Aku tidak tahu siapa yang sedang mandi itu, jadi aku hanya menunggu saja. Tidak berapa lama aku menunggu tiba-tiba Yuni dan ibunya muncul dari pintu depan.

"Hai Andrie, udah lama kamu datang?" sapa ibu nya Yuni yang biasa kupanggil Tante Siska.
"Iya tante barusan aku datang nih.. Tante dan Yuni darimana?" aku balik bertanya.
"Kami dari mall Andrie.. Capek sekali nih" jawab si Yuni duduk dekat ibu tirinya itu.
"O ya tadi aku mendengar ada orang yang sedang mandi.. siapa ya?" tanyaku.
"O.. pasti Mbak Shinta Andrie.." jawab Yuni lagi.

Tak lama kami pun terdiam. Cukup lama kami terdiam. Diam-diam aku memperhatikan mereka berdua. Yuni dan ibunya hanya tersenyum saja aku perhatikan seperti itu. Aku jadi mulai bernafsu memandangi mereka berdua. Aku lalu mendekati mereka. Setelah berdiri dekat mereka, aku langsung membuka celanaku dan
mengeluarkan kontolku yang sudah mulai tegang.

"Ah.. Andrie, kamu sudah kepingin lagi ya..?" kata tante Siska dengan genitnya.
"Iya tante.. kita mulai lagi yuk.." kataku sambil meremas payudara tante Siska dari balik pakaiannya.
Sementara kepala Yuni kudorong supaya dia memasukkan kontolku kedalam mulutnya. Aku dan keluarga Yuni memang sudah terbiasa melakukan seks bersama2. Karenanya aku langsungsaja memulainya. Yuni langsung mengulum kontolku dengan sangat bernafsu. Aku sangat senang sekali melihat dia mengulum dan menghisapkontolku. Sementara tanganku terus meremas-remas payudara tante Siska dan mulai membuka pakaiannya. Akhirnya tante Siska hanya memakai celana roknya saja.

Tanganku terus meremas-remas payudara tante Siska sementara Yuni sibuk menghisap kontolku. Kemudian kepala Yuni kutarik perlahan dan gantian tante Siska yang memasukkan kontolku kedalam mulutnya. Sungguh sangat enak sekali. Aku juga mulai melepaskan pakaian yang dikenakan Yuni sambil meremas-remas payudaranya kiri dan kanan. Akhirnya Yuni juga hanya mengenakan rok nya saja, tanpa baju. Mereka berdua asyik menghisap kontolku dengan sangat bernafsu dan bergantian dan mereka hanya hanya memakai pakaian bawahnya saja. Tanganku juga meremas-remas payudara mereka bergantian. Agak lama juga mereka menghisap kontolku hingga warnanya kemerahan.

"Tuh Shinta sudah selesai mandi Andrie.." kata ibu si Yuni.
Aku melihat Shinta keluar dari kamar mandi dengan hanya mengenakan handuk yang melilit tubuhnya. Nampak jelas keindahan tubuh Shinta yang dililit handuk itu.
"Hai Andrie sudah lama datangnya?" tanya Shinta dengan riang padaku dan agak kaget dengan yang kami lakukan.
"Ohh.. kalian udah mulai duluan ya?" katanya sedikit kaget.
"Iya Mbak" jawabku sambil tersenyum.
Melihat pemandangan yang ada didepanku itu, aku jadi semakin bernafsu. Aku langsung menghampiri Shinta dengan kontol yang tegang dan mengacung kearahnya. Yuni dan Tante Siska hanya tersenyum saja melihatku.

Sementara Mbak Shinta hanya berdiri saja melihatku mendekatinya. Aku langsung menarik tangannya ke sofa di ruang tamu disamping Yuni dan ibunya duduk. Sesampainya di sofa aku melepaskan handuk yang melilit tubuhnya yang putih mulus hingga tubuhnya yang putih tinggi semampai itupun polos bugil menampakkan keindahannya. Sementara kontolku berdiri tegak dengan warna yang kemerahan. Shinta hanya menjerit kecil dan tertawa saja. Dia membiarkan aku melepaskan handuk yang dipakainya. Aku langsung memeluk tubuhnya yang wangi. Aku segera menciumi payudaranya sambil memeluk tubuhnya dengan berdiri. Aku menghisap payudaranya kiri dan kanan.

Shinta hanya mendesah saja. Sementara itu Yuni dan ibunya hanya memperhatikan saja dengan nafas yang mulai tidak teratur. Yuni dan ibunya hanya memakai pakaian bawah saja. Sementara tangan Shinta mulai melepaskan bajuku, hingga aku juga telanjang bulat. Aku masih asyik menghisap payudara Shinta kiri kanan dan ciumanku berlanjut kebawah. Aku berjongkok. Aku mengangkat kaki kanan Shinta ke pinggir sofa. Aku menjilati vaginanya. Sungguh enak vagina Shinta kalau dijilat. Sementara kontolkupun sudah semakin tegang dan membesar dan makin panjang. Aku masih terus menjilati vagina Shinta dengan sangat bernafsu.

Shinta masih saja merintih-rintih. Aku makin semangat mendengar rintihan Shinta. Tak lama Shinta menarikku keatas. Dan dia pun berjongkok. Lalu dia langsung memasukkan kontolku kedalam mulutnya. Shinta menghisap penisku dalam-dalam dan menghisapnya dengan sangat bernafsu. Sementara Yuni dan ibunya makin semangat menonton kami. Mereka melihat sambil mendekati kami. Shinta masih terus menghisap kontolku dengan sangat bernafsu. Aku sangat senang melihat Shinta seperti itu.

Agak lama aku membiarkan Shinta memasukkan dan mengeluarkan kontolku kedalam mulutnya. Akhirnya akupun tidak tahan lagi. Aku segera menarik Shinta dan membaringkannya ke sofa, tepat disamping Yuni. Aku lalu membuka paha Shinta dan mulai memasukkan kontolku kedalam vaginanya. Shinta menjerit tertahan begitu kontolku masuk menerobos kedalam memeknya.

Ahh.. sungguh sangat enak sekali. Begitu kontolku masuk, langsung memek Shinta memijit-mijit kontolku. aku langsung memasukkan dan mengeluarkan kontolku kedalam memeknya. Shinta hanya menjerit kecil dan mendesah saja. Aku langsung menggenjot dan mulai mempercepat gerakan pinggulku. Shinta hanya makin keras desahannya. Akupun semakin bersemangat aja. Aku semakin mempercepat gerakan pinggulku. Dan tak lama aku merasakan kontolku jadi hangat. Rupanya Shinta sudah keluar. Tapi aku kayaknya masih lama untuk keluar. Kulihat Shinta nampak terengah-engah.

Aku langsung menghampiri ibu si Yuni yaitu tante Siska. Aku langsung meremas payudara tante Siska yang putih dan montok. Aku langsung menciumi payudara tante Siska dan membuka BH nya. Aku menghisap payudara tante Siska bergantian. Tante Siska hanya mendesah saja aku perlakukan begitu. Sementara Yuni menatapku dengan bernafsu.

"Sebentar ya Yuni, sekarang aku menggarap ibumu dulu." kataku pada Yuni.
"Lakukan saja Andrie, aku senang dengan situasi seperti ini." jawab Yuni.
Aku terus menciumi payudara tante Siska dengan bersemangat. Ciumanku makin lama makin kebawah. Akhirnya ciumanku mengarah ke vagina tante Siska. Aku menjilati vagina tante Siska dan memasukkan lidah ku kedalam aginanya. Tante Siska menjerit senang.
"Ahh.. Andrie.. terus sayang.." katanya sambil mendesah.

Aku semakin bersemangat saja. Akhirnya aku duduk di sofa dan memberi isyarat pada tante Siska supaya berdiri membelakangiku. Tante Siska mengerti dan membelakangiku. Perlahan-lahan aku mendudukkan tante Siska di pangkuanku dan mengarahkan kontolku ke vaginanya dari belakang dan sambil duduk.
"Biar aku bantu memasukkan kontolmu kedalam memek ibuku Andrie.." kata Yuni sambil menggenggam kontolku dan mengarahkannya kedalam memek ibunya.
Perlahan-lahan kontolku menerobos memek tante Siska. Tante Siska menjerit tertahan begitu kontolku masuk ke memeknya.

"Ahhh.. Andrie enak sekali sayang.." kata tante Siska dengan desahan yang makin menaikkan nafsu seks ku.
Aku makin bersemangat saja. Perlahan-lahan tante Siska mulai menaik turunkan pantatnya diatas pangkuanku. Dan tanganku juga asyik meremas-remas payudaranya dari belakang. Sementara Yuni dengan serius memperhatikan tepat di depan kontolku yang sudah masuk kedalam memek ibunya. Sekali-kali waktu tante Siska menaikkan pantatnya, Yuni menjilati batang kontolku. Begitu seterusnya. Gerakan pantat tante Siska mulai cepat. Dan makin lama makin cepat. Dan kelihatan kelincahan pantat tante Siska naik turun diatas pangkuanku. Kadang-kadang dia memutar2 pantatnya.

Sekali waktu kontolku terlepas dari memek tante Siska. Waktu terlepas itu Yuni segera menyambar kontolku dan mengulum-ngulum nyadengan sangat bernafsu. Kemudian memasukkan kembali kedalam memek ibunya. Tanganku tetap tidak berhenti meremas-remas payudara tante Siska. Kadang-kadang aku menghisap payudara tante Siska dari belakang.
"Ahhh.. Andrie.. kamu pingin menghisap susuku ya..?" kata tante Siska.
"Kalau begitu aku ubah posisiku ya.. sayanghh.." kata tante Siska sambil melepaskan kontolku dari memeknya dan berbalik menghadap ke depanku.
Kemudian dia kembali memasukkan kontolku kedalam memeknya.
"Ayo sayang.. kita lanjutkan lagi.." katanya.
Kemudian kembali tante Siska menaik turunkan pantatnya diatas pangkuanku. Sementara aku dapat bebas menghisap payudaranya dan meremas-remas payudaranya bergantian.

Tante Siska merintih-rintih diatas pangkuanku. Pantatnya makin lama makin cepat turun naik sehingga kontolku yang sudah masuk kedalam memeknya menimbulkan bunyi. Agak lama juga tante Siska menaik turunkan pantatnya hingga kemudian..
"Andrie.. akusudah mau keluar.. sayanghh.. Kamu gimana..?" katanya.
"Keluarkan saja tante.. aku masih agak lama nih.." kataku sambil menciumi payudaranya dan menghisapnya bergantian.
Sementara tanganku tidak berhenti meremas-remas payudaranya yang putih montok. Tak lama kemudian tante Siska memeluk tubuhku dengan kencang. Kepalaku dibenamkannya dalam-dalam ke payudaranya.
"Ahhh.. Andrie.. sayanghhh.. aku sudah keluar.." katanya dengan tubuh yang melemah.

Sementara aku masih jauh untuk keluar. Memang aku tidak bisa cepat keluar kalau hanya main dengan satu orang wanita saja. Kemudian tante Siska mencabut kontolku dari memeknya.
"Andrie.. sekarang giliran Yuni yang kamu garap.." katanya sambil menghisap kontolku yang masih tegang.
Aku kemudian bergerak kearah Yuni dan menyuruhnya untuk menungging. Yunipun mengerti dengan tujuanku. Dia menungging dengan posisi kaki tegak. Sementara tangannya memegang sandaran sofa. Tante Siska dan Mbak Shinta hanya duduk dengan nafas yang masih terengah-engah. Perlahan-lahan aku memasukkan kontolku kedalam memek Yuni dari belakang sambil berdiri.

"Ahhh.. enak Andrie.." kata Yuni.
Kemudian setelah posisinya pas, aku memaju mundurkan pantatku sambil memegang pantat Yuni dan meremas-remas nya. Makin lama gerakan ku makin cepat dan Yuni merintih rintih dengan suaranya yang makin bikin aku bersemangat.
"Ah.. ahhh.. ahh.. Andrie.. enak sayang.." katanya.

Aku tidak peduli dengan suara Yuni malah makin mempercepat gerakan pantatku. Aku lalu meraih payudara Yuni sehingga dia berada pada posisi membelakangiku sambil berdiri. Kaki kirinya kunaikkan keatas pinggir sofa. Kemudian kembali aku menggenjotnya dari belakang sambil tanganku tidak berhenti meremas-remas payudaranya yang montok. Yuni hanya merintih-rintih saja. Sekitar sepuluh menit, aku mulai merasakan tanda-tanda akan keluar.

"Yuni.. aku sudah mau keluar nih.. kamu bagaimana sayang..?" kataku sambil terus menggenjot pantatnya.
"Aku juga hampir keluar Andrie.. kalau kamu mau keluar diluar memekku saja ya sayang.. karena aku belum minum pil KB nih.." katanya.
Tapi ternyata tubuh Yuni sudah mulai menegang.
"Ahh.. Andrie.. aku keluar duluan aghh.." katanya dan ternyata kakinya tidak mampu untuk berdiri sehingga dia terduduk dan kontolku tercabut dari memeknya.
"Aku juga sudah mau keluar ahh.. aku sudah mau keluar juga.." kataku.

Tante Siska dan Mbak Shinta yang dari tadi hanya melihat saja buru-buru mendekat dan mengarahkan kepalanya kekontolku. Yuni juga mendekatkan kepalanya kekontolku. Akhirnya aku keluar juga. Sambil memegang kontolku, aku mengarahkan air maniku kemulut tante Siska, Mbak Shinta dan Yuni yang sudah berjongkok didepan kontolku. Mereka membuka mulutnya lebar-lebar hingga air maniku masuk kedalam mulut ketiganya. Lumayan banyak juga air maniku keluar hari itu. Mereka kelihatan senang melihat air maniku banyak keluar dan mereka menelan spermaku, kemudian mereka bergantian mengulum kontolku sekaligus membersihkan sisa sperma yang masih menempel di kontolku.

"Ahhh.. enak sekkali.." kataku sambil duduk diatas sofa.
Tante Siska duduk disebelah kiriku dan Mbak Shinta duduk di sebelah kananku sementara Yuni duduk di pangkuanku. Kami sama -sama menarik nafas panjang.
"Ahhh.. seru sekali ya.." kata Mbak Shinta.
"Iya Andrie memang luar biasa .." kata tante Siska.
Sementara Yuni hanya menggenggam kontolku yang walaupun sudah keluar tapi masih tetap tegang.
"Iya.. aku lemas nih.." jawabku.
Mereka bertiga hanya tersenyum saja. Lama kami terdiam.

"Tadi pagi aku ditelpon Mbak Linda.. ada apa ya..?dia menyuruhku untuk datang kerumahnya." kataku memberitahukan tentang telepon dari Mbak Linda.
"Kapan kamu disuruh kesana Andrie..?" tanya Yuni
"Aku bilang kalau aku bisa datang besok sore." jawabku.
"Ya udah datang aja besok. Mungkin Mbak Linda kangen sama kamu" jawab Yuni lagi.
Aku tersenyum saja mendengarnya.
"Oya tadi ibu sama Yuni beli makanan. Kita makan aja yuk. Lapar nih." kata ibu Yuni.

Akhirnya kami berempat berjalan menuju keruang makan dengan telanjang bulat. Kontolku sudah tidak tegang lagi berayun-ayun kekiri dan kanan waktu melangkah. Tante Siska, Mbak Shinta dan Yuni hanya tersenyum saja melihat kontolku. Kami berempat makan diruang makan dengan telanjang bulat.

Setelah makan kami duduk-duduk santai di meja makan. Hari itu seperti biasa aku tidak diperbolehkan pulang tapi harus menginap disana. Setelah makan kami meneruskan lagi permainan kami di kamar tante Siska yang agak luas. Aku terus mengentot Yuni, ibunya dan Mbak Shinta bergantian dan bermacam gaya. Akhirnya karena kecapekan kami tertidur di kamar tante Siska. Malamnya kami teruskan lagi permainan kami hingga kami kembali tertidur dan bangun pagi hari.

Kamis, 06 Juni 2013

Tiga Tante Girang yang Bejad 4



Sisca cukup kelabakan mendapat serangan dari 3 lelaki itu, nafsu birahinya semakin memuncak, rangsangan-rangsangan yang diterima oleh tubuhnya akibat permainan oral ketiga lelaki itu mendera Siska seperti gelombang tanpa henti menerpa kapal. Dadang memagut bibir Siska dengan penuh nafsu, dan pada saat yang bersamaan Acep menghisap-hisap kedua putingnya bergantian kiri dan kanan, sementara kedua tangan Acep sibuk meremas-remas kedua payudaranya, ditambah dengan serangan Gito divagina dan kelentitnya, akibatnya desahan-desahanpun mengalir dari mulutnya yang sedang sibuk meladeni cumbuan Dadang dan permainan lidah Dadang yang menari didalam rongga mulutnya.
Ssshhhhhhmpppssshhhhhhmpppaahhh, Siska mendesah, suaranya bersahutan dengan desahan Dewi yang saat itu sedang asyik menikmati kontol Hadi.
Dicumbu oleh 3 lelaki sekaligus adalah pengalaman pertama bagi Siska, mulutnya mendesah dan merintih tiada hentinya, tubuhnya bergetar dengan hebatnya, menahan gelombang birahi yang menerjangnya dengan kuat, kakinya mengejang-ngejang saat kelentitnya dihisap-hisap oleh Gito, kenikmatan yang saat ini ia peroleh betul-betul luar biasa dirasakan oleh Siska, jauh berbeda dengan saat ia melakukan dengan pria yang menyimpannya sebagai gendak, saat dengan pria itu Siska tidak pernah mengalami hal seperti ini, yang ada adalah ia hanyalah sebagai pemuas nafsu pria itu.
Ssshhhooohhhaaku..tidak kuatentot..akuoohh..sshhaku ingin kontol kalianoohhh .sshhhaaahhhentot memekku..c.epataaku ingin merasakan kontol kalianssshhh..aaah .ssss,Siska merintih memohon kepada ketiga lelaki itu untuk segera menyetubuhinya.
Mendengar rintihan memohon Siska, ketiga lelaki itu menuruti kemauan Siska, mereka mendudukan Siska disofa, setelah duduk dipinggiran sofa tubuh Siska didorong kebelakang oleh Dadang, kemudian Dadang dengan berlutut disofa mengasongkan kontolnya untuk dikulum-kulum oleh Siska, sementara Acep tetap menyerbu payudara Siska, Gito sendiri mulai mengarahkan kontolnya kelubang senggama Siska.
Ssleeeepppkepala kontol Gito mulai terjepit dilubang senggama Siska, Siska mengerang disela-sela kontol Dadang yang saat itu sedang dalam kuluman mulutnya.
Uugghh.pelan..kontolmu besar .robek memekkuaaagghhtekan pelan-pelan ssshhhhhmmmpppssslllrrrppp,erang Siska.
Dadang merem melek oleh permainan mulut Siska yang luar biasa, pipi Siska terlihat kempot saat ia menghisap-hisap kontol Dadang, tangan kiri berpegangan disandaran kepala sofa itu sementara tangan kanannya memegangi belakang kepala Siska, membantu memaju mundurkan kepala Siska, saat ia menekan kepala Siska kedepan Dadangpun memajukan pantatnya akibatnya kontolnya melesak lebih dalam dirongga mulut Siska, kepala kontolnya menyentuh anak tekak Siska dan dinding tenggorokan Siska, akibatnya
Uugghh..uhuukkuuhuukkaaahhh..sssshhooghhh, Siska tersedak akibat sodokan kontol Dadang dimulutnya, suara tersedaknya bersamaan dengan Dewi yang saat itu sedang tersedak juga akibat kontol Hadi.
Dadang nampaknya tidak peduli dengan Siska yang tersedak itu, dalam pikirannya hanya satu yaitu tuntas mencapai puncak kenikmatannya, kontolnya dikeluar masukkan didalam mulut Siska, Siska sendiri menjadi gelagapan dibuatnya, bibirnya dikatupkan erat-erat sehingga batang kemaluan Dadang tidak terlalu menerobos terlalu dalam dirongga mulutnya, Dadang yang merasakan bibir Siska menempel kuat dibatang kemaluannya malah menjadi keenakan geseran-geseran dibatang kemaluannya malah lebih terasa, apalagi Siska menambahi dengan memainkan lidahnya dibatang dan kepala kontolnya, Dadang semakin mempercepat gerakan maju mundurnya, kontolnya berdenyut kencang, puncak kenikmatannya hampir ia rengkuh, Siska yang merasakan kontol Dadang mulai berdenyut menambahi aksinya dengan mulai mengelus-ngelus biji peler Dadang, akibatnya tak lama berselang Dadang mendengus keras,
Uugghhh..aaahhhaakku..keluargila..sepongan Tante, gak ada duanyauuughh..oohh enak..sekali,Tannteeesambut pejuhkuuuu,Dadang mengerang keenakan, menikmati terengkuhnya puncak birahinya, kontolnya menyemburkan sperma didalam mulut Siska.
Dadang menekan dalam-dalam kontolnya dimulut Siska, kontolnya mengejut-ngejut saat menyemburkan spermanya, Ccreeeetttcccreeetttccreetttccreeettt. Siska merasakan cairan hangat menyembur di tenggorokannya, Siskapun tambah gelagapan dibuatnya, Siskapun tersedak karena jejalan kontol Dadang dan sperma Dadang di tenggorokkannya, tapi ia tidak dapat melakukan apa-apa selain dengan terpaksa menelan semua sperma yang keluar dari kontol Dadang,
Uuhhuukk..uuhuuukkggleeekkhhmmpp.aaagghhhglle ekkuuhuukkuuhuukk, Siska tersedak dan terpaksa menelan sperma Dadang.
Dan saat Siska sedang tersedak itu Dewi juga mengalami hal yang serupa, Dewi tersedak akibat sperma dan kontol Hadi, muka Siska dan Dewi bersemu merah, akibat kesulitannya mereka untuk bernafas, tapi ada sensasi aneh yang mereka rasakan saat itu.
Nanang memagut bibir ranum Rina dengan penuh nafsu lidahnya menjulur masuk didalam rongga mulut Rina, menari-nari dengan lincahnya, dibalas oleh Rina juga dengan birahi yang tinggi, mereka berpagutan dengan liar seolah takut tidak ada hari esok untuk menikmati sensasi seks, lidah mereka bertautan.
Desahan dan lenguhan Rina mulai terdengar, ini semua akibat permainan Hilman ditoketnya, Hilman dengan asyiknya meremas-remas kedua payudara Rina dengan penuh nafsu, mulutnya menyedot-nyedot kedua payudara itu bergantian kiri dan kanan, kedua putingnyapun tidak luput dari sedotan dan gigitan lembut Hilman.
Ooohhssshhhhhhmmpppsssshh..hhmmppaaahhhooohh hmmmppsshh,Rina mendesah manja.
Feri yang melihat semua temannya sudah mulai sibuk dengan aksi mereka, iapun tidak mau ketinggalan, Feripun berjongkok diantara selangkangan Rina, kaki kanan Rina ia angkat dan ditaruh diatas sofa, sehingga vagina Rina terlihat dengan jelas dimatanya, belahan bibir vagina Rina terlihat dengan jelas didepan matanya, bulu-bulu hitam yang menghiasi selangkangan Rina tertata rapih membentuk segitiga hitam tepat diatas bibir vagina Rina, dengan penuh nafsu bibir vagina tersebut ia kuakkan sehingga kelentitnya yang masih tersembunyi mulai nampak sedikit, tanpa menunggu waktu lagi Feri mulai menyeruput kelentit Rina kuat-kuat seperti orang yang sedang menyeruput kopi, akibatnya Rina melenguh panjang menerima hisapan kuat itu.
Oooogghhhssshhhhhmmmppaaahhhoooohhheenakk.. terusooohh..ssshhmm.. hhmmppp,Rina melenguh sambil mulutnya membalas pagutan Nanang.
Seperti Siska yang sedang kelabakan diserang tiga lelaki sekaligus, Rina juga mengalami hal yang serupa, pengalaman yang belum pernah ia alami selama ini, pengalaman yang hanya ada dalam bayangannya saja saat ia melayani lelaki yang memelihara ia.
Feri semakin lincah memainkan lidah dan mulutnya di kelentit Rina, tangan Rina meremas-remas rambut Feri dan kadang-kadang menekan kepala Feri saat Feri sedang menghisap-hisap kelentitnya, tidak hanya mulut saja yang aktif tetapi tangan Feripun mulai beraksi, kedua jari tangan kanannya mulai ia selipkan masuk kedalam memek Rina, kemudian dikocok-kocoknya jari tangannya itu, memek Rina yang sudah basah semakin basah dibuatnya, tangan kiri Feripun ikut beraksi jari tengahnya mulai dimasukkan dalam lubang pantat Rina, jari tangan kirinya itu mulai mengocok-ngocok lubang pantat Rina seirama dengan gerakan jari tangan kanannya yang mengocok-ngocok memek Rina.
Hhhhmmmmpp..ssshh..aaahhhhmmppteruskocok..meme kku..oooghh..hhhmmmpp..shhhh aaah.ooogghhterusshhmmmpp, Rina merintih disela-sela pagutan Nanang, matanya terpejam menikmati sensasi permainan oral ketiga lelaki ini.
Permainan oral yang diterimanya kali ini adalah permainan oral yang pertama kalinya ia alami, sebelumnya belum pernah ia mendapatkan permainan oral seperti ini, terutama permainan Feri dikedua lubang bagian bawahnya. Gelombang birahinya menerpa sekujur tubuhnya tanpa henti, darahnya menggelegak mengalir dengan cepat, rintihannya tiada henti keluar dari mulutnya yang sedang berpagutan dengan Nanang, bersahutan dengan rintihan keempat temannya yang juga sedang menikmati serangan para lelaki itu.
Dari pertama Rina melangkahkan kaki keruangan ini, ia sudah sangat terangsang dengan pemandangan yang ia dapati, libido seksnya menuntut untuk dipuasi, memeknya basah dan gatal ingin merasakan sodokan-sodokan kontol.
Tubuh Rina terlihat bergetar hebat, kedua kakinya meregang-regang, pantatnya terlihat mengejut-ngejut mengikuti irama hisapan Feri dikelentitnya dan seolah menyambut sodokan-sodokan jari-jari tangan Feri di kedua lubangnya.
Oooogghhhmmppp..ssshh..aaahhkocok..terusooohhh …hhmmppsshhaahhh…nikmat enak hhmmpppaaahhhpuaskan..aku, Rina merintih-rintih menikmati permainan Feri di bawah.
Shh..aaahhgeli terus..jilati..akuaaahh..yach hisap tetekkuoougghgilaaaahhnikmat sekali.aawww..geli, Rina mendesah menikmati jilatan Nanang dileher dan telinganya serta menikmati hisapan Hilman dikedua payudaranya.
Kenikmatan yang dirasakan oleh Rina sungguh luarbiasa dan belum pernah ia alami selama ini, batinnya berkata ini baru dengan mulut dan jari mereka saja sudah nikmat begini apalagi kalau dengan kontol-kontol mereka yang berukuran lebih panjang dan besar dari lelaki yang memeliharanya, desahan dan rintihannya terus terdengar, berbarengan dengan suara tersedaknya Siska dan Dewi, sungguh kontras didengar suara mereka bertiga, tak lama berselang Rina melenguh panjang, kakinya bergetar hebat kedua tangannya meremas-remas rambut Feri dan menekan kepala Feri seolah Rina ingin Feri untuk menelan kelentit dan memeknya, pantatnya mengejut-ngejut, gelombang birahi yang menerpanya tidak dapat ia bendung lagi, puncak kenikmatannya berhasil ia rengkuh, kepalanya terdongak kebelakang dengan mata terpejam menikmati detik-detik pencapaian puncak kenikmatannya, sssrrrrr..ssrrr .sssssrrrrsssrrrr.sssssrrr.vaginanya menyemburkan lahar kenikmatannya menyirami tangan Feri dan mulut Feri yang disambut dengan hisapan-hisapan kuat.
Oooooohh.aaaku..keluaraaaaagghhsshhhaahhhooh h..nikmat..sekali.eenaakkk ooogghh..sshhaahhaaakku puas.ssekalli, Rina melenguh panjang. Menyambut puncak kenikmatan yang berhasil ia rengkuh.
Nanang menciumi pipi, leher dan telinga Rina dengan lembut, hal yang sama dilakukan oleh Hilman yang menciumi kedua tetek Rina juga dengan lembut dan Feri yang beraksi dibawah melakukan jilatan-jilatan di bibir vagina dan kelentit Rina serta jari-jari tangannya masih tetap keluar masuk di lubang vagina dan pantat Rina tetapi dengan perlahan-lahan, semuanya aksi mereka itu semakin menambah sensasi nikmat Rina, disaat yang bersamaan lenguhan Rina disahuti oleh erangan Hadi dan Dadang yang sama-sama meraih puncak kenikmatannya, mereka bertiga hampir bersamaan menaklukkan puncak kenikmatan mereka.

Tiga Tante Girang yang Bejad 3



Parmin dan Gito berlutut disamping kiri dan kanan Nita, sementara Nanang dan Udin berlutut disamping kiri dan kanan Hani, batang-batang kemaluan mereka yang tegak berdiri disodorkan kepada kedua wanita itu, Hani dan Nita segera meraih batang-batang kemaluan itu, secara bergiliran Hani dan Nita mulai meng-oral batang-batang kemaluan tersebut, saat sedang meng-oral batang kemaluan yang satu yang satunya mereka kocok-kocok dengan tangan mereka, Gito cs dibuat melenguh-lenguh menikmati permainan mulut dan tangan kedua wanita itu.

Dewi terlihat sedang duduk diruangan tamu, ia sudah tidak sibuk lagi dengan teleponnya, nampaknya ia sedang menunggu kedatangan orang.
Saat Hani dan Nita sedang sibuk melayani nafsu birahi kedelapan lelaki itu, sebuah mobil masuk kepekarangan rumah Dewi, Dewi yang melihat sinar lampu mobil tersebut segera beranjak kepintu rumahnya lalu ia membuka pintu rumahnya, Dewi hanya menjulurkan kepalanya untuk melihat siapa yang datang, karena saat itu Dewi tidak mengenakan sehelai benangpun, Dewi melihat 7 anak muda turun dari mobil tersebut, senyum simpul tersungging di wajahnya, tenaga baru sudah datang batinnya berkata.
Yang datang memang teman-temannya Doni yang tadi Dewi teleponin, ke 7 anak muda itu terperanjat saat mereka melangkah masuk kedalam rumah, mereka melihat pemandangan yang tidak pernah mereka bayangkan sebelumnya, mereka melihat tubuh Dewi yang tidak tertutupi oleh sehelai benangpun. Tidak pernah terlintas dalam pikiran mereka akan menyaksikan mamihnya Doni telanjat bulat, apalagi mereka tidak menyangka mamihnya Doni masih muda dan sexy, mereka memang untuk pertama kalinya datang bertandang kerumah Doni, berbeda dengan Roni, Dedi dan Anto yang sering bermain kerumah Doni, pendulum mereka mulai bergerak naik, darah muda mereka berdesir melihat kedua payudara Dewi yang ranum, turun kebawah mereka melihat gundukan semak hitam diselangkangan Dewi, wajah Dewi yang cantik, tubuh yang sexy dan senyum simpul yang tersungging membuat gairah birahi ke 7 anak muda itu bergelora, saat ke 7 anak muda itu sedang terpesona oleh tubuh Dewi, sebuah mobil kembali masuk kedalam pekarangan rumah, dari mobil itu turun 2 wanita sexy dan cantik, usia mereka seumuran dengan Dewi dan kedua teman Dewi yang saat ini sedang menikmati persetubuhan.
Kedua wanita itupun melangkahkan kakinya kearah pintu depan, saat kaki mereka melangkah kedalam rumah merekapun sama terperanjatnya dengan ke 7 anak muda tadi, Ke 7 anak muda itu tidak menyadari kehadiran 2 wanita ini, mereka masih terperangah melihat pemandangan didepan mata mereka.
Kedua wanita itu adalah teman Dewi bernama Siska dan Rina, umur mereka memang hampir seumuran dengan Dewi, mereka sama cantiknya dengan Dewi ataupun Hani dan Nita, mereka berdua juga mempunyai tubuh yang sama-sama sexy seperti tubuh Dewi, Hani dan Nita, yang membedakan mereka adalah keduanya tidak mempunyai suami, mereka berdua adalah wanita simpanan entah pejabat entah orang kaya.
Persamaan yang paling nyata dari kelima wanita ini adalah mereka membutuhkan kontol-kontol perkasa yang dapat memuaskan libido seks mereka yang tidak pernah mereka dapatkan dari pasangan mereka masing-masing.
Ke 9 orang ini masih terkejut dengan apa yang dilihat oleh mereka saat ini, tapi Dewi yang menjadi pusat perhatian ini nampaknya tidak memperdulikan kekagetan mereka, setelah mengunci pintu rumahnya, Dewi mengajak mereka semua keruangan keluarga dimana saat itu Hani dan Nita sedang dikeroyok.
Mata ke 9 orang yang baru datang ini semakin terbelalak melihat pemandangan diruangan keluarga, batang-batang kemaluan ke 7 anak muda yang baru datang itu semakin mengeras, celana mereka semakin menggembung, Dewi yang dari tadi selalu memperhatikan celana ke 7 anak muda itu menjadi tersenyum, sementara Siska dan Rina juga mulai terangsang melihat pemandangan itu dan mendengar suara desahan dan lenguhan Hani dan Nita yang sedang keenakan menerima sodokan-sodokan kontol.
Gito dan Nanang yang saat itu batang kemaluannya tidak sedang dipermainkan oleh Hani dan Nita beranjak menghampiri mereka yang baru datang, keduanya menghampiri Siska dan Rina, dengan penuh nafsu melihat barang baru mereka mulai menggerayangi tubuh kedua wanita itu, hanya dalam waktu sekejap saja kedua wanita itu dibuat telanjang bulat oleh Gito dan Nanang, sementara itu ke 7 anak muda yang baru datang mulai membuka baju mereka dengan tergesa-gesa, terlihat batang-batang kemaluan mereka telah berdiri dengan tegaknya saat tubuh mereka sudah tidak mengenakan sehelai kainpun, ukuran batang-batang kemaluan itu bervariasi, ada yang seukuran Doni cs, ada juga yang seukuran Gito cs dan ada juga yang lebih kecil dan pendek dari ukuran Doni cs dan Gito cs, Dewi yang memang sudah sangat bernafsu menghampiri para pemuda itu, kemudian ia berjongkok dan mulai mengulum-ngulum salah satu kontol itu, sementara kedua tangannya meraih kontol-kontol yang lainnya, keempat anak muda yang batang-batang kemaluannya lolos dari serbuan Dewi mulai beralih kearah Siska dan Rina yang sedang diserang oleh Gito dan Nanang, merekapun mulai membantu Gito dan Nanang menyerang Siska dan Rina.
Doni yang sedang asyik menikmati persetubuhannya matanya melirik kearah Dewi, ia melihat Dewi sedang asyik bermain dengan 3 batang kemaluan kepunyaan temannya, saat itu Doni melihat mamihnya sedang menyepong kontol Hadi, sementara kontol Edwin dan Hendra berada dalam genggaman tangan mamihnya, disebelah grup mamihnya Doni melihat Dadang dan Acep sedang sibuk menggerayangi Siska bersama Gito dan disebelahnya lagi Doni melihat Nanang yang asyik mencumbu Rina sedang dibantu oleh kedua temannya Feri dan Hilman.
Ruangan keluarga itu bertambah riuh oleh suara-suara desahan dan lenguhan-lenguhan dipadu dengan suara berkecipak kontol-kontol yang sedang keluar masuk lubang-lubang Hani dan Nita. Pesta ulang tahun Doni menjadi pesta seks yang luar biasa, ke 20 orang diruangan itu asyik dengan kegiatan masing-masing, tanpa memperdulikan hal-hal yang lain, yang mereka perdulikan adalah terlampiaskan nafsu birahi mereka yang menggelora.
*****
Saat Hani dan Nita yang semakin menikmati ketiga batang kemaluan yang sedang memenuhi semua lubang mereka, Dewi yang sedang asyik menyepong Hadi juga mulai menikmati serangan-serangan Edwin dan Hendra, Edwin mulai menyerbu kedua payudara Dewi, kedua tangannya mulai meremas-remas kedua payudara Dewi dan juga mulai menghisap-hisap kedua putingnya bergantian kiri dan kanan, sementara Hendra mulai menyerbu vagina Dewi, Hendra mulai menyelusupkan kepalanya kebawah Dewi yang saat itu berjongkok, mulutnya mulai menciumi dan menjilati kelentit Dewi, sementara kedua tangannya menopang paha Dewi, Dewi mulai mendesah-desah dengan mulut yang sedang penuh oleh kontol Hadi.
Hhhhhmmm ssshhh.aaaahhhhhhmmmpppsslllrrppooohh..sshhh.. aaahhsslrrpp sshhh..aaahhhhhhmmmmppssslrrrppp,Dewi mendesah-desah sambil mulutnya tetap menyepong kontol Hadi.
Mendapat serangan di payudara dan di vaginanya membuat nafsu birahi Dewi semakin menggelora, hasrat ingin disodok-sodok oleh kontol-kontol perkasa semakin memuncak, jilatan dan hisapan-hisapannya di kontol Hadi semakin menggila, kedua pipinya terlihat mengempot saat Dewi menghisap kontol Hadi dengan kuat, aksi Dewi membuat Hadi mengerang keenakan, kedua tangan Hadi memegangi kepala Dewi, saat Dewi menghisap-hisap kuat kontolnya, Hadi menekan maju kepala Dewi, kontol Hadi hampir seluruhnya tertelan oleh mulut Dewi, kepala kontolnya menyentuh anak tekak Dewi, membuat Dewi tersedak, Dewi sedikit menarik kepalanya kebelakang tapi hal itu tidak dapat dilakukannya karena tangan Hadi memegang kepalanya dengan kuat, Hadi yang sedang keenakan malah semakin menekan kepala Dewi dan mendorongkan kontolnya semakin dalam didalam mulut Dewi, membuat Dewi semakin tersedak merasakan jejalan kontol Hadi didalam mulutnya, kepala kontol Hadi sudah melewati anak tekaknya, dan menyentuh tenggorokannya, Dewi gelagapan dan agak sedikit susah bernafas dibuatnya, melihat itu Hadi mulai menarik kontolnya keluar dari mulut Dewi, Dewi menjadi lega dan bisa bernafas lagi, tapi baru saja Dewi mulai dapat bernafas lega, Hadi mulai mendorong masuk lagi kontolnya dalam-dalam kedalam rongga mulutnya, dan kali ini kontol Hadi masuk seluruhnya, itu terlihat dari hidung yang menempel di selangkangan Hadi, akibatnya kembali Dewi tersedak dan nafasnya megap-megap lagi, begitu seterusnya Hadi memaju mundurkan kontolnya dimulut Dewi.
Hadi yang memang dari pertama datang sudah sangat terangsang tidak dapat lagi menahan puncak birahinya, kontolnya yang sedang keluar masuk mulut Dewi mulai berdenyut dengan kuat, tubuhnya mulai bergetar hebat, kedua kakinya gemetaran menahan hasrat birahinya yang hampir keluar, tak lama berselang tubuhnya menggigil hebat saat kontolnya ia tekan dalam-dalam kedalam mulut Dewi, dan creeettt.creeetttccreeett.creettt. kontolnya menyemburkan cairan spermanya didalam mulut Dewi, Dewi kelabakan dibuatnya, sperma Hadi langsung tertelan olehnya karena kontol Hadi yang terbenam dalam-dalam didalam mulutnya, Dewi merasakan semburan kuat menghantam dinding tenggorokannya, Dewi tersedak dan terbatuk-batuk dibuatnya, sementara Hadi yang sedang meraih puncak kenikmatannya itu mengerang keenakan, pantatnya mengejut-ngejut seiring dengan kontolnya yang sedang mengejut-ngejut memuntahkan lahar kenikmatannya.
UuhuukkUuhhuukkk.uuhuukkkggleekk.uuhuukkkuuh uukkgglleeekkk.uhuukk.., Dewi terbatuk-batuk dan menelan sperma Hadi yang langsung masuk ditenggorokannya.
Uuughhuuhuukkgila..kamuhampir gak bisa bernafas akuuuhukkuugghh..,Dewi menggerutu.
Ooohhh.sshhhhaaaggghh.uuuhuukkhhmmppssshhhu uhuukkooohhh…ssshhh..,masih dengan terbatuk-batuk terdengar Dewi mendesah keenakan lagi merasakan nikmat saat kelentitnya dihisap-hisap oleh Hendra dan permainan Edwin dipayudaranya.
Ooouughhsshhhaaahhssudah..aku ingin merasakan kontol kalian dimemekku.ssshhh aaagghhoooouughhentot akuaaagghhhhhmmpppaayoocepatakusudah gak tahan lagi pengen dientot, Dewi merintih-rintih memohon kepada Hendra dan Edwin untuk segera mengentotnya.
Dewi segera melepaskan diri dari Hendra yang sedang asyik menghisap-hisap kelentitnya, iapun lalu memundurkan pantatnya kebelakang, sementara tangannya meraih kontol Hendra, lalu kontol Hendra yang sudah dalam genggamannya mulai dioles-oleskannya kebibir vagina dan kelentitnya, Dewi sendiri merasakan geli saat kepala kontolnya Hendra menyentuh bibir vaginanya dan terutama menyentuh kelentitnya, mulutnya mendesah-desah, dan sssleeeepppp kepala kontol Hendra ia selipkan dilubang vaginanya, dan tanpa membuang waktu lagi Dewi mulai menekan pantatnya kebawah, bbllleeesss.bleesssbleeessdan dengan sekali hentakan kuat ia menekan pantatnya kebawah bbleeesss.kontol Hendra akhirnya terbenam seluruhnya didalam rongga senggamanya
Uugghh.ssshh.aagghhh.., Dewi dan Hendra mengerang bersamaan saat kepala kontol Hendra menerobos masuk dengan kuat dalam lubang kemaluan Dewi.
Sambil mendiamkan sebentar kontol Hendra dalam jepitan vaginanya, Dewi memeluk Hendra dan menciumi bibir Hendra dengan penuh nafsu, tapi sebelum ia mencumbu Hendra ia menyuruh Edwin untuk memasukkan kontolnya dilubang pantatnya.
Edwin dengan segera melakukan permintaan Dewi, diselipkannya kontolnya dilubang pantat Dewi, Dewi merintih saat kepala kontol Edwin mulai menerobos lubang pantatnya, Hendra merasakan memek Dewi semakin menjepit erat kontolnya saat kontol Edwin mulai menyeruak masuk dilubang pantat Dewi, Edwin merasakan lubang pantat Dewi menjepit kuat batang kemaluannya, bbleess.bblleessbbleess.Edwin mendorong masuk perlahan-lahan kontolnya didalam lubang pantat Dewi, Edwin merasakan eratnya dinding lubang pantat mencengkram batang kemaluannya.
Uuughhsempit sekali nich lubang pantat Tante,Edwin mengerang.
Heehmemeknya juga jadi tambah sempit.,Hendra pun mengerang.
Dan.Bleessss..kontol Edwin terbenam seluruhnya didalam lubang pantat Dewi, Edwin dan Hendra merasakan batang kontol mereka seperti sedang diremas-remas oleh dinding vagina dan lubang pantat Dewi, Dewi merasakan kedua lubangnya penuh sesak oleh jejalan kontol-kontol Edwin dan Hendra, kembali Dewi merasakan enaknya disetubuhi oleh 2 kontol, sensasi nikmat seperti ini yang dinanti-nantikan oleh Dewi.
Aagghhhkontol kalianooouuhhhhentot aku cepatooohhhssshhhaaahhpuaskan aku.oooughhsshhhaaahhh,Dewi mengerang keenakan, dengan tidak sabar ia mulai menggerakkan pantatnya maju mundur perlahan-lahan.
Ssssrrrrtttbleesssssrrtttbleessssssrttttbleee ss, kontol Hendra dan Edwin mulai keluar masuk dilubang Dewi, gerakan maju mundur Dewi belum terlalu lancar karena kedua lubangnya menjadi tambah sempit akibat kedua kontol besar yang menyumpal penuh memek dan lubang pantatnya.
Erangan dan rintihannya tidak berhenti keluar dari mulut Dewi, matanya merem melek menikmati keluar masuk kontol-kontol itu, Edwin dan Hendra sendiri merasakan kenikmatan yang luar biasa, kontol mereka terjepit dengan erat oleh lubang-lubang Dewi, pergesekan batang kemaluan mereka dengan dinding lubang Dewi sangat terasa sekali di kulit batang kemaluan mereka, merekapun melenguh dan mendesah keenakan.
Ooougghhssshhhmemekmu, tante. Sempit betul, enaak..ssshhh..aaahh,desah Hendra.
Uuuggghhaaahhhooohhlubang yang ini juga sempit sekali.nikmat..aaahhh,desah Edwin.
Edwin dan Hendra mulai mengimbangi gerakan Dewi yang sedang maju mundur, saat Dewi memajukan tubuhnya mereka menarik mundur batang kemaluan mereka, dan mendorong maju kontol mereka saat Dewi memundurkan tubuhnya, sungguh kerja sama yang sangat kompak, mereka seperti berlomba untuk mencapai titik akhir dari persetubuhan ini.